Tampilkan postingan dengan label perencanaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perencanaan. Tampilkan semua postingan

Bagaimana memilih investasi untuk masa depan?



Kecenderungan untuk berinvestasi telah meningkat dari tahun ke tahun, terbukti dari semakin banyaknya anggota di Bursa Saham di BEI. Ini menunjukkan bahwa masyarakat telah menyadari akan pentingnya investasi untuk masa depan. Di sisi lain, banyak perusahaan yang semakin agresif melakukan inovasi dalam hal pemodalan, salah satunya dengan masuk ke bursa saham.

Dengan melihat fenomena di atas, tentu beberapa tahun ke depan akan sangat banyak orang ingin belajar tentang investasi. Mungkin dengan wacana ini bisa sedikit membantu tentang bagaimana memilih investasi untuk masa depan. Sebetulnya sebelum terjun ke dunia investasi, maka ada beberapa hal yang disyaratkan, yaitu:
  • Modal
  • Tujuan investasi
  • Pengetahuan tentang jenis investasi
Modal adalah komponen utama dalam investasi, tidak terlalu penting berapapun jumlah uang yang ada di tangan anda. Modal bisa saja dimulai dari Rp. 100,- hingga Rp. 1.000.000.000,- atau berapapun uang yang anda miliki untuk dijadikan modal. Yang terpenting adalah, investasi adalah usaha untuk memberikan nilai tambah pada uang yang anda miliki dengan syarat uang tersebut adalah uang yang sudah dikurangi dengan berbagai macam kebutuhan anda minimal 2 bulan ke depan. Sehingga, apabila ada resiko yang terjadi, resiko itu tidak menggoyahkan keuangan anda dalam dua bulan ke depan.

Yang kedua adalah tujuan investasi yang anda inginkan. Ini berhubungan dengan jangka waktu yang anda pilih serta hasil yang ingin didapatkan. Biasanya tipe investor dibagi menjadi tiga: Konservatif, Moderat dan Agresif.
  • Konservatif : investor yang sangat berhati-hati. Sehingga mereka akan memilih investasi dengan resiko kecil, namun perlu diingat bahwa investasi yang resikonya kecil itu imbal hasilnya juga sedikit.
  • Moderat: investor yang sedikit hati-hati dan sedikit agresif. Biasanya tipe investor ini adalah seseorang yang ingin imbal hasil lebih besar namun juga ingin kondisi aman bila resiko itu datang. Artinya dia akan menginvestasikan uangnya lebih dari satu jenis investasi.
  • Agresif: investor yang ingin memperoleh imbal hasil yang maksimal ada pada jenis ini. Namun investasi agresif juga akan mengandung resiko yang lebih besar.
Lalu perlu ditentukan dahulu tujuan anda berinvestasi untuk jangka pendek atau jangka panjang? jangka pendek mungkin 1-2 tahun. sedangkan jangka panjang 5 tahun,10 tahun atau lebih. Ini sangat penting, karena berhubungan dengan banyak hal, termasuk kebutuhan anda di tahun-tahun berikutnya, sehingga uang anda yang diinvestasikan tersebut akan anda ambil kapan, bisa ditentukan dari sekarang. Pemilihan jangka waktu ini juga berpengaruh terhadap jenis investasi yang akan dipilih.

Yang ketiga adalah pengetahuan tentang jenis investasi, banyak sekali jenis investasi itu yang nantinya bisa memberi nilai tambah pada uang yang anda miliki sekarang, berikut uraiannya:
  1. Investasi bisnis riil, artinya dengan berwirausaha. Wirausaha juga merupakan investasi karena dengan modal tertentu anda akan berusaha mencari nilai tambah dari modal anda sehingga bisa memperoleh keuntungan dari modal yang anda keluarkan.
  2. Investasi Tabungan dan Deposito, tabungan dan deposito juga merupakan program investasi, namun skala hasilnya kecil. Pada perkembangannya tabungan dan deposito sudah cenderung ditinggalkan karena tergerus oleh inflasi, bahkan jika kita menabung dalam jumlah sedikit maka cenderung akan rugi karena tiap bulan dipotong biaya investasi. Kecuali jika anda memenangkan hadiah undian dari bank yang mengelola uang anda.
  3. Investasi Saham dan Reksadana, investasi jenis ini merupakan investasi yang bergantung pada orientasi anda sebagai investor. jika anda bertujuan jangka pendek, maka yang anda pilih adalah reksadana pendapatan tetap, karena lebih aman dengan tingkat hasil yang sedikit lebih tinggi dari tabungan. Reksadana Saham akan sangat disarankan untuk anda yang orientasinya jangka panjang, karena harga-harga saham dalam 5 hingga 10 tahun cenderung naik sehingga hasilnya pun tinggi.
  4. Investasi Logam Mulia, merupakan investasi yang relatif paling aman dengan imbal hasil yang stabil. Harga emas tiap tahun cenderung meningkat, tidak beresiko akibat naiknya inflasi. Namun dalam investasi emas perlu diperhatikan dalam hal penyimpanannya, mudah sekali dicuri ataupun hilang.
Sekali lagi sebelum berinvestasi, tentukan dahulu orientasi anda dan ikuti langkah berikut:
  1. Tentukan Tujuan(jangka panjang/ pendek?)
  2. Tentukan hasil yang ingin di dapat dan pelajari resiko yang mungkin terjadi
  3. Pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan tujuan anda. Sebelum memilih, anda bisa berkonsultasi kepada seseorang yang ahli dalam perencanaan keuangan. Sehingga anda mendapat pengetahuan yang gamblang mengenai investasi.
  4. Take action, segera ambil keputusan. Jangan pernah ragu-ragu karena waktu sangat berharga nilainya dalam berinvestasi. Hari ini anda investasi Rp. 100,- , besok anda akan bisa mendapati uang anda jadi Rp. 200,- atau dua kali lipat.
Masa depan ada di tangan anda. Pilihan anda adalah kenyataan yang akan segera terjadi. Optimis dan Kerja Keras adalah kunci untuk mewujudkan kenyataan itu.

Kamis, 14 April 2011 at 06.01 , 0 Comments

Sukses Di Usia Muda? Bisa saja..




Pernahkah anda berpikir atau berkeinginan menjadi orang yang kaya raya dalam usia yang relatif muda? Jika pernah, maka itulah yang akan dibahas disini, bagaimana berwirausaha di usia muda agar kita menjadi kaya dan memiliki harta berlimpah.

Sebelumnya, marilah kita telaah lebih dahulu kekayaan seperti apa yang diinginkan oleh anda? Saya akan mejawab bahwa sebagian besar dari anda pasti ingin memiliki rumah mewah, mobil bagus, perusahaan yang bonafit, dll. Itulah yang namanya impian dan seperti halnya telah banyak disebutkan oleh para pakar manajemen dan pembicara top bahwa segala sesuatu di dunia ini berawal dari pikiran kita. Pikiran positif dan negatif semuanya bisa terjadi berawal dari pikiran kita. Misalnya: Seorang yang belajar naik sepeda, apa yang ada di benak anda ketika belajar bersepeda? jatuh atau tidak, jika anda berpikir anda akan jatuh dari sepeda maka itulah yang akan terjadi dan jika sebaliknya maka itu pula yang akan terjadi. Fenomena ini disebut dengan the magic of thinking.

Lalu? Hubugannya apa dengan kesuksesan di masa muda? Hubungannya terletak pada pola pikir. Seorang yang masih berumur muda 15-25 tahun biasanya masih labil dan dangkal pemikirannya, artinya belum banyak berpikir tentang investasi masa depan dan alokasi dana untuk kebutuhan anak istri kelak. Pada umur-umur ini, cenderung konsumtif karena uang tinggal ambil di ATM. Hayo ngaku? Bagi yang merasa tolong angkat tangan.. hehe.

Inilah pola pikir yang seharusnya diubah bagi anda-anda yang merasa muda. Hoho, padahal saya juga masih muda.. Tapi yang penting adalah komitmen. Jika kita bisa mengupdate keyakinan pikiran kita dan berkomitme untuk meningkatkannya setiap hari, maka kesuksesan itu terasa lebih dekat.

Lalu bisnis apa yang cocok? Bagi anda yang masih muda berikut beberapa contoh bisnis yang dapat dijalankan di usia muda ( tapi bukan berarti yang tua-tua tidak bisa mejalakan bisnis ini lho) antara lain:
1. Bisnis Pulsa Elektrik. Bagi anda kaum muda yang banyak teman, tentu bisnis ini sangat prospektif namun juga harus sabar karena keuntungan yang didapat relatif juga sedikit. Yang dibutuhkan adalah komitmen untuk melayani permintaan pulsa secepat mungkin dan dalam kondisi apapun, inilah yang mejadi daya tarik bisnis ini.
2. Bisnis makanan ringan (jajanan). Apabila anda suka memasak dan berkreasi, maka bisnis ini perlu dicoba. Hasil masakan berupa lumpia, lemper, atau jajanan lain bisa dititipkan di warkop-warkop dekat kampus dan diberlakukan sistem bagi hasil dengan pemilik warkop.
3. Bisnis internet/bisnis online. Bisnis yang gratis dan menantang bagi yang suka surfing di internet, namun ingat hati-hati terhadap scam.
4. DLL. Masih banyak lagi

Untuk menjadi sukses anda harus terapkan prinsip 3K dan 1 I ini: Komitmen, Keyakinan, Kerja Keras dan Inovasi.Terapkan prinsip ini dan bersiaplah mejadi sukses di usia muda...

Rabu, 13 April 2011 at 20.56 , 0 Comments

"Dikejar Uang" is much better than "Mengejar Uang"

Oleh: Mohammad B. Teguh (QM Planner)

Judul di atas saya ambil dari sebuah kaos dengan kata-kata kocak yg dijajakan di salah satu art shop di Tanah Lot, Bali. Tim QM Financial baru saja mengadakan outing sekantor yg bertujuan membangun friendship dalam keluarga QM Financial.

Rupanya quote tersebut tak hanya menarik perhatian saya, tetapi juga salah seorang senior planner yang lain di QM Financial. Jadi, tanpa sadar, saya dan dia membeli kaos yg sama. Secara spontan saya bilang padanya, 'Wah, kaos ini bener-bener "kita" banget niih.'

Selama ini memang salah satu ultimate goal dlm pembuatan Financial Plan adalah untuk dapat mencapai "financial freedom", yaitu saat ketika Uang bukan lagi sesuatu yang kita kejar, tapi justru uanglah yang mengejar kita. Artinya, aset yang kita miliki telah mampu memberikan income kepada kita tanpa perlu susah payah bekerja. Asyik bukan? Kami, sebagai Independent Financial Planner, membantu klien kami untuk mencapai tujuan-tujuan hidupnya termasuk untuk mendapatkan "passive income".

Darimana datangnya Passive Income?

Salah satu sumber passive income adalah dengan memiliki bisnis yang dapat memberikan income tanpa Anda perlu susah payah bekerja siang malam. How come? Tentu karena bisnis yang Anda miliki sudah dikelola oleh professional yang direkrutnya. Sehingga Anda sebagai "business owner" hanya melakukan kontrol terhadap bisnisnya. Manajemen kontrol yang baik memungkinkan Anda memiliki cabang bisnis dimana-mana.

Tentu saja, tidaklah mudah perjuangan seseorang yang memiliki bisnis dalam mencapai kesuksesan. Pasti ada masa-masa perjuangan yang tentunya hanya orang-orang yang tangguh saja yang mempu menghadapinya tanpa rasa putus asa. Jangan pernah Anda membayangkan bahwa orang sukses dalam bisnis itu tidak pernah gagal dalam usahanya. Menurut pengalaman beberapa orang yang bergelut dalam merintis bisnis, ada 9 dari 10 orang yg berusaha itu mengubah haluan bidang usahanya. Maksudnya, bisnis sebelumnya bisa jadi gagal, bangkrut maupun tidak profitable.

Tentunya untuk memulai sebuah usaha itu membutuhkan modal. Meski modal itu tidak selalu harus uang yang besar, bahkan banyak bisnis yang tidak membutuhkan modal uang, tapi perlu modal intelektual, channeling atau modal kepercayaan. Sehingga jika Anda berniat untuk memiliki passive income dari bisnis, maka perlu perencanaan secara matang.

Termasuk perencanaan secara finansial diantaranya bagaimana caranya kita tetap dapat memberikan uang dapur untuk istri dan uang sekolah bagi anak-anak sementara usaha yang dirintis belum membuahkan hasil. Bukankah sekalipun kita baru merintis usaha, anak dan isteri harus tetap makan, anak-anak harus tetap sekolah dan tetap harus bayar listrik rumah? Jadi harus disiapkan juga dana darurat dan belanja sehari-hari tidak boleh terganggu. Banyak rumah tangga yang ikut bangkrut ketika bisnisnya bangkrut. Dengan perencanaan yang baik, hal itu tak perlu menjadi mimpi buruk lagi.

Perlu juga diingat, bahwa tidak semua business owner itu menikmati passive income. Kenapa? Karena yang namanyapassive income itu, kita tidak turut bekerja siang malam utk mendapatkan hasil itu. Kalau si pemilik masih turut bekerja dan terjun langsung apalagi dikerjakan sendiri itu namanya dia bekerja untuk mendapatkan income. Tapi bukan passive income.

Sumber passive income yang lain bisa juga dengan memiliki "surat berharga". Dengan membeli surat berharga, maka kita dapat mendapatkan return atau income dengan (sekali lagi) perlu susah-susah bekerja.

Surat berharga yang bisa dimiliki adalah saham, obligasi, reksadana dan produk keuangan lainnya. Salah satu surat berharga yang menarik untuk dikoleksi oleh kita yang asetnya tidak terlalu besar adalah obligasi negara yang ritel. Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia dengan pecahan yg cukup terjangkau, yaitu biasanya Rp.5juta. Pemerintah juga mengeluarkan 2 versi, yaitu versi konvensional yg dikenal dengan ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan versi Syariah yaitu Sukuk Ritel. Dengan memiliki obligasi maupun sukuk dengan nominal yang terbilang kecil sekalipun, kita akan mendapatkan return (passive income). Disebut kecil karena biasanya untuk membeli obligasi ini minimum nominalnya adalah Rp.1 Miliar.

Tentu semakin besar surat berharga yang kita miliki, khususnya obligasi, maka semakin besar pula passive income kita. Untuk dapat mengkoleksi surat berharga yang banyak secara nominal, maka diperlukan dana yang besar pula. Itulah pentingnya dibuat perencanaan yang baik. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan kita bisa memiliki surat berharga yang bisa memberikan passive income yang kita perlukan.

Sebuah kasus sederhana. Natalia, 30 tahun, ingin memiliki paper asset XYZ senilai Rp 1 miliar ketika dia mulai mamasuki masa pensiun dini di usia 45 tahun. Untuk itu, Natalia perlu menyisihkan Rp 520 ribu saja setiap bulannya yang ditempatkan di instrumen investasi yang diharapkan memiliki target return 25% per tahun. Diharapkan, 15 tahun kemudian, Natalia dapat menikmati pensiun dini dengan memiliki paper asset senilai Rp 1 miliar yang mampu memberikan passive income 15% per tahun atau rata-rata Rp 12.5 juta per bulannya, tanpa harus susah payah bekerja siang malam.

Anda tertarik untuk memiliki passive income juga? Seperti halnya Natalia, apa artinya investasi bulanan Rp 520 ribu saja bagi Anda saat ini? Mungkin itu harga yang Anda bayar untuk jajan menraktir teman-teman di Sushi Tei, atau harga sepasang sandal Zara kecengan Anda. Tentu tidak sulit jika Anda memiliki perencanaan keuangan yang komprehensif.When there’s a will, there’s a way. Ingat, 'dikejar uang is much better than mengejar uang'.

at 07.33 , 0 Comments